JatiNews, Jambi – Diskusi Pubilik yang dihadiri kurang lebih 50 peserta dari berbagai kalangan seperti perwakilan Masyarakat terdampak dari Sarolangun dan Muaro Jambi, Mahasiswa dari perguruan tinggi besar di Jambi, beberapa NGO’s (Non Government Organisation) dari Propinsi Jambi, seperti WWF, KPA Jambi, Walhi Jambi, PH, AHI, LTB, Forest Guardia, Peachcaffe, PKJ, GSM, ada juga Rambu house dan Rumah Manopo dari Muaro Jambi.
Diskusi Pubilik yang diselanggarakan oleh Jaringan Energi Berkeadilan (JEB) Jambi, jaringan yang terbentuk dari Advokasi beberapa NGO (Lembaga Tiga Beradik, Perkumpulan Hijau, Walhi Jambi) yang merasa perlu ada satu wadah yang akan menyuarakan pentingnya menjadi penyeimbang terhadap kebijakan nasional tentang adanya transisi energi di jambi khususnya, dengan tema dialog publik “Jalan Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan di Provinsi Jambi”.
Rumah Mendapo, Muaro Jambi menyampaikan isu terkini dari stockpile yang ada di Muaro Jambi.
”Sampai saat ini perjuangan masih di lakukan melawan stokpile yang ada di cagar budaya cadi muaro jambi walaupun masih terseok – seok,” kata Mukhatar Hadi atau akrab di sapa Borju dalam paparannya, Sabtu (26/10/2024).
Ada juga Dedi Chandra yang dari Desa Semaran, Pauh Sarolangun, PLTU di desa Semaran beroperasi tahun 2012, dampaknya sangat mengangu aktivitas masyarakat, limbah debu, limbah perusahaan ada gerakan individu yang tidak berdampak besar ke perusahaan akhirnya pembentukan organisasi rakyat ”Komunitas Semaran Bersatu” Bersama LTB, dan mengadvokasi terkait Hak-hak masyarakat untuk mendapatkan keadilan dan lingkungan yang sehat.
”Sulit keluar melawan PLTU jika hanya dilakukan oleh beberapa orang di Desa Semaran, mediasi pernah dilakukan antara masyarakat dengan PLTU dan masyarakat tidak di libatkan, kabarnya akan di tutup 2030, tapi saat ini di lapangan Rencana PLTU akan membangun 1 Boiler lagi,” kata Dedi.
Firman perwakilan dari JEB mengatakan, korban tidak hanya di Semaran melainkan juga di daerah Koto Boyo yang sampai menghilangkan nyawa.
“Ada tawaran konsep swasembada energi pemerintah, dengan meningkatkan pasokan energi listrik di indonesia, tapi kita tidak tahu sampai dimana implementasinya,” kata Firman.
Jambi dengan bentang alam yang beragam memiliki potensi energi baik yang besar, beberapa energi yang bersumber dari air yang masih di manfaatkan masyarakat dan di kelola dengan baik masih luput dari perhatian pemerintah. Dalam upaya transisi energi dari energi fosil ke energi yang adil masyarakat keterbatasan pembiayaan dalam pembagunan sumber energi. Hal diperlukan kebijakan dan strategi yang mendukung dari pemerintah daerah.
”Selain Gerakan penguatan komunitas juga perlu dilakukan penguatan di sisi advokasi kebijakan, Pertumbuhan penduduk kota yang berasal dari kalangan menengah, Perlu penyadaran publik terkait pengunaan energi, Masih perlu melakukan kajian, studi, dan diskusi terkait energi berkeadilan di Jambi, JEB membuka ruang untuk kerja-kerja kolaborasi,” kata Deri yang mewakili LTB.
Acara dialog dimulai pukul 20.20 WIB malam itu berakhir hingga pukul 22.30 WIB, terlihat peserta cukup aktif dan interaktif bertanya dan memaparkan hal harus JEB lakukan agar ini jadi gerakan yang hanya habis saat dialog publik selesai, tapi harus konsisten dan terus melakukan penyadaran di tingkat rakyat kalau perlu sampai ke Nasional.
Pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan oleh peserta dialog publik, ada Dirga, Nando dari Mahasiswa, Muhammad Rizki, dan Roy Benjamin masing-masing peserta dialog antusias dan memberikan beberapa catatan bagi JEB bagaimana agar JEB adalah salah stu Jaringan yang sudah banyak banyak ada namun kemudian menghilang. Hal ini pun di tanggapi oleh firman perwakilan dari JEB, eksistensi JEB ini tergantung penerimaan kawan-kawan semua, karena perjuangan ini harus dilakukan bersama-sama.
Dialog publik ini di ramaikan juga dengan penampilan Puisi dari Borju dan beberapa peserta, dan lagu-lagu yang bertajuk alam dan kritik sosial oleh Ismet raja tengan malam saat pembukaan dan akhir dialog publik. Update akan dilakukan oleh JEB ke peserta dialog yang hadir malam itu dan harapannya akan jadi gerakan massif dan kampanye yang tepat sasaran dan sekaligus ada penguatan di tingkan sipil society aga jadi gerakan yang saling terhubung dan bersatu. (Wjs)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.