JatiNews, Batanghari – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) umumnya identik dengan perlombaan membaca dan menghafal Al-Qur’an. Namun, di Desa Tenam, gelaran MTQ tingkat desa menghadirkan sesuatu yang berbeda. Salah satu cabang yang diperlombakan dalam ajang ini adalah “Penyelenggaraan Jenazah,” yang mencuri perhatian masyarakat.
Spanduk yang terpasang di arena lomba menunjukkan bahwa selain tilawah dan cabang khas lainnya, peserta juga diuji dalam kemampuan mengurus jenazah sesuai tuntunan Islam. Cabang ini meliputi praktik memandikan, mengafani, menyalatkan, hingga menguburkan jenazah dengan benar.
“Kami ingin MTQ ini bukan sekadar ajang membaca Al-Qur’an, tetapi juga mengajarkan keterampilan keagamaan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar salah satu panitia penyelenggara.
Inovasi ini mendapat respons positif dari warga. Banyak yang menilai lomba ini sangat relevan dengan kebutuhan umat, mengingat tidak semua orang memiliki pengetahuan yang cukup tentang tata cara penyelenggaraan jenazah.
“Biasanya yang tahu soal ini hanya para ustad atau orang tua. Dengan adanya lomba ini, generasi muda juga bisa belajar dan siap membantu di lingkungan mereka,” kata seorang peserta.
Ahmad Jaiz, selaku dewan juri, juga menanggapi bahwa peserta lomba ini merupakan generasi penerus bagi orang tua yang sudah mulai sepuh. Oleh karena itu, mereka perlu dibina kembali agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
“Di sana-sini masih banyak terlihat kekurangan. Maka harapan kami kepada pemerintah desa ataupun pengurus lainnya adalah agar mereka bisa mengantarkan para generasi ini ke guru-guru atau orang yang tepat untuk mereka belajar. Mereka ini perlu pembinaan,” ujar Jaiz.
Adapun lokasi pelaksanaan cabang lomba penyelenggaraan jenazah ini bertempat di dalam Mushola RT.05, Desa Tenam, Kecamatan Muara Bulian.
Dengan adanya cabang unik ini, MTQ di Desa Tenam tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana edukasi dan penguatan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat. (BSO)